Tim nasional Indonesia akan menghadapi laga berat Pra Piala Dunia 2014 di kandang Turkmenistan. Perjalanan menempuh jarak hampir 7.000 kilometer dari Jakarta menuju Ashgabat akan menjadi terlalu melelahkan jika hasil negatif yang nanti dibawa pulang.
Kalau dilihat dari sisi ranking FIFA, Indonesia bisa bangga. Posisi Merah Putih lebih mentereng, 132 dunia. Sedangkan Turkmenistan cukup jauh di bawah yakni di ranking 143.
Tapi sepakbola bukan matematika. Perlu keunggulan taktik, teknik, fisik dan juga keberuntungan untuk bisa memenangi pertandingan.
Timnas berangkat ke Ashgabat dalam kondisi yang tidak ideal. Alfred Riedl yang sudah 'klik' dengan sebagian besar pemain timnas dicopot dari jabatannya sebagai pelatih. Masuk Wim Rijsbergen yang hanya punya waktu 10 hari untuk bisa mempersiapkan tim sebelum pertandingan nanti malam. Ditambah lagi tertundanya keberangkatan karena masalah visa akan mempersingkat waktu adaptasi.
Karena serba mepet, latihan fisik berat tak bisa dilakukan karena justru akan mengundang cedera. Para pemain sudah libur lumayan lama usai kompetisi ISL.
Bagaimana pun, persiapan harus jalan terus. Duet Rijsbergen dan Rahmad Darmawan sudah yakin untuk tetap tampil menyerang. Pola juga sudah ditetapkan.
"Kami punya pola 4-3-3 yang bisa dimodifikasi menjadi 4-2-3-1," kata Rahmad.
Dengan skema 4-3-3, Bambang Pamungkas, Cristian Gonzales dan Boaz Solossa bisa saja jadi starter bersama, walau kecil kemungkinannya. Alternatifnya gelandang dengan naluri serang tinggi seperti Oktovianus Maniani, serta M. Ridwan bisa menjadi penopang.
Tampil menyerang tentu menyimpan risiko yang tidak kecil. Main di kandang sendiri, Turkmenistan ada di atas angin. Dan mereka sama sekali bukan lawan yang lemah. Hal ini bisa dilihat dari dominasi tim Pra Olimpiade mereka unggul agregat 4-1 atas Indonesia bulan Maret lalu. Berdy Shamuradov, Mammadali Karadanov dan Gahrymanberdy Chonkaev akan jadi andalan tuan rumah di lini depan untuk menjebol gawang Ferry Rotinsulu. Turkmenistan terkesan jauh lebih siap. Mereka sempat berlatih di Belarus dengan memainkan tiga partai uji coba.
Pola menyerang memang tidak haram untuk diubah. Asisten Pelatih Widodo C Putro sudah mengeluarkan sinyal itu. Ia menyebut dua striker saja yang layak dipasang sejak awal, Boaz dan Gonzales. Fokus untuk bertahan memang menjadi pilihan yang lebih realistis. "Kalau dilihat kurangnya persiapan timnas. Praktis kami sangat mengandalkan kekompakan tim dan rasa saling pengertian serta semangat juang yang tinggi," kata Widodo.
0 komentar:
Posting Komentar